Sunday, December 25, 2016

Again and again

Seperti hal yang sudah wajib, dan ya tulisan ini saya buat setelah bertemu dengan dia. Sore itu, seperti biasa dia menjemput saya. Hari dimana salah satu teman saya mengadakan acara makan malam untuk merayakan hari kelahiran nya. Dan, ucapan ia yang saya ingat setelah memasuki mobil adalah "bukannya punya sepatu coklat kan?". Salah satu hal yang saya selalu suka dari nya, saat ia berkata "you better with the short hair" "those shoes looks good on u" "no bangs please" "let's wear flannel today (or whatever)" stuffs like that. Lalu, percakapan pun dimulai dengan pertanyaan saya. Hari itu dia tidak banyak bicara, hanya menjawab hal-hal yang saya tanyakan. Kemudian, seperti rute biasanya kami menjemput salah satu teman. Dan selama perjalanan menuju tempat itu, saya sadar akan satu hal. Dia banyak mengungkapkan kata kepadanya but not to me, even he isn't trying to take me to their conversation. Oh, dia sedang mengacuhkan saya it means menjaga jarak mungkin?. Benar, itu adalah yang terakhir. Pertemuan kita sebelumnya adalah yang terakhir. Acara pun berlangsung, we are on the same table. Lalu sepertinya dia memulai kembali, berbicara dengan semua orang kecuali saya, bercanda gurau dengan semua orang kecuali saya, and when i try to answer his plan 'bout "we should go to this place and blahblah" dia hanya diam, berganti topik, tidak membahasnya. Saya sadar akan hal itu, mencoba tidak memikirkannya toh malam itu adalah not his day or something. Tetapi malam itu, dia begitu manis berbalut kemeja hitam, jeans dan sepatu hitam. Senyuman nya yang memikat tidak pernah hilang dari wajahnya. Ralat. Bukan begitu manis melainkan selalu manis. Saya tidak sadar seberapa dalam saya terjatuh pada senyuman nya. Hal lain yang terjadi kemarin adalah, mungkin cukup sepele atau dia melakukan nya tanpa sadar tapi cukup untuk membuat teman saya bertanya ada apa dengan dirinya?. Setelah makan, sesi foto pun dimulai. Saat ini lah membuat saya semakin sadar bahwa ia benar-benar menjaga jarak dengan saya. Tidak perlu saya detail kan mengapa dan kenapa. Saya pun bersikap normal, berpura-pura tidak sadar atas kejadian itu. Saat perjalanan pulang tidak banyak percakapan karna kami hanya mendengarkan beberapa lagu kesukaan saya. Setelah, mengantar teman saya. Kembali lagi kami berdua, mulailah percakapan dan candaan tapi tidak seperti biasanya. Atmosfer yang terjadi pada malam itu berbeda. Mungkin memang ia yang sudah menjaga jarak or was it me? Ingatlah akan satu hal, bahwa  rasa ini mulai tumbuh semenjak siang itu, setelah pulang sekolah, dirumah mu bersama teman lain nya alih alih membuat gerakan senam kita semua tertidur. Entah sampai kapan semuanya akan hilang, dan sampai rasa ini hilang ingatlah bahwa saya pernah mempunyai perasaan yang begitu dalam seperti hal nya semua tulisan yang saya buat. Bukan untuk memberitahumu akan sesuatu, entah kamu baca atau tidak saya hanya ingin menuliskan momen yang akan selalu ada dan terkenang jika saya menuliskan disini. 
Share:

0 comments:

Post a Comment