Pilihan

Sudah berhari-hari lalu kita bertemu lagi saat tulisan ini dibuat. Memang benar, seperti semua yang saya telah tulis tentang kita berdua kamu masih tetap sama disaat setiap kali kita bertemu. Saya urungkan niat untuk membahas apa yang kita bicarakan sebelumnya. Ternyata, keadaan seperti sekarang pun saya senang. Atau memang hanya ini salah satu cara kita berdekatan satu sama lain. Tidak perlu menjadi orang yang selalu berada didekat kamu. Cukup menjadi teman yang selalu ada jika ingin bertemu. Tempat menghabiskan waktu bersama, dan melupakan semua hiruk-pikuk yang sedang terjadi. Waktu cepat berlalu, sudah setahun lebih dari selesainya hubungan yang entah berarah kemana. Dalam setahun ini saya banyak berfikir, mencoba, dan mulai menerima. Mungkin saya masih berfikir kamu akan kembali entah itu kapan. Tetapi, saya harus mempunyai pilihan. Harus berbagi kesempatan dengan yang lain. Mungkin juga ini terdengar berlebihan, bahwa saya takut terjatuh lagi dalam lubang yang sama. Takut jika kamu kembali pada saat saya sudah menemukan yang lain. Takut masih mengharapkan kamu kembali saat dengan yang lain. Dan rasa takut lain nya. Tetapi saya tidak tahu jika tidak mencoba. Seseorang pernah berkata "lo pengecut fir, lo gabakal tau kalau lo belum nyoba jangan membandingkan dia sama yang lain, semua orang beda fir, bukan lo gamau tapi lo belum dapet orang yang tepat aja". Pada saat ini, saya sudah mulai menetapkan pilihan. Pilihan dimana, kita tidak pernah menjadi lebih dari seorang teman. Pilihan dimana, saya mau membuka hati kembali. Dan, kamu selalu mempunyai tempat di hati saya tetapi tidak sekedar lebih dari kenangan yang kita jalani bersama. Perjalanan kita masih jauh, masih banyak jalan yang kita tempuh, cobaan yang harus kita jalani. Tak banyak hal yang kita lalui bersama, tidak bisa mencari kata yang tepat bagaimana perasaan saya dalam hal itu. Dan sekarang, yang ada dalam diriku hanyalah kenangan, disanalah kamu selalu. Terimakasih telah hadir